Macam Bid'ah di bulan Ramadhan


Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan barakah dan penuh dengan
keutamaan. Allah SWT telah mensyariatkan dalam bulan tersebut
berbagai macam amalan ibadah yang banyak agar manusia semakin mendekatkan diri
kepada-Nya. Akan tetapi sebagian dari kaum muslimin berpaling dari keutamaan ini dan
membuat cara-cara baru dalam beribadah. Mereka lupa firman Allah ta’ala, “Pada hari
ini Aku telah menyempurnakan agama kalian.” (QS. Al-Maidah: 3)
. Mereka ingin
melalaikan manusia dari ibadah yang disyariatkan. Mereka tidak merasa cukup dengan
apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
sahabat beliau ridhwanullahi ‘alaihim ajma’iin.

Di bawah kami mencoba mengangkat beberapa amalan bid’ah yang
banyak dilakukan oleh kaum muslimin
semoga dengan mengetahuinya kaum muslimin bisa meninggalkan perbuatan tersebut.

1.Bid’ah Berzikir Dengan Keras Setelah Salam Shalat Tarawih 
 Berzikir dengan suara keras setelah melakukan salam pada shalat tarawih dengan
dikomandani oleh satu suara adalah perbuatan yang tidak disyariatkan. Begitu pula
perkataan muazin, “assholaatu yarhakumullah” dan yang semisal dengan perkataan
tersebut ketika hendak melaksanakan shalat tarawih, perbuatan ini juga tidak disyariatkan
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula oleh para sahabat maupun
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Oleh karena itu hendaklah kita merasa
cukup dengan sesuatu yang telah mereka contohkan. Seluruh kebaikan adalah dengan
mengikuti jejak mereka dan segala keburukan adalah dengan membuat-buat perkara baru
yang tidak ada tuntunannya dari mereka.

2.Membangunkan Orang-Orang untuk Sahur

Perbuatan ini merupakan salah satu bid’ah yang tidak pernah dilakukan pada masa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak pernah memerintahkan hal ini.
Perbedaan tata-cara membangunkan sahur dari tiap-tiap daerah juga menunjukkan tidak
disyariatkannya hal ini, padahal jika seandainya perkara ini disyariatkan maka tentunya
mereka tidak akan berselisih.

3.Melafazkan Niat

Melafazkan niat ketika hendak melaksanakan puasa Ramadhan adalah tradisi yang
dilakukan oleh banyak kaum muslimin, tidak terkecuali di negeri kita. Di antara yang kita
jumpai adalah imam masjid shalat tarawih ketika selesai melaksanakan shalat witir
mereka mengomandoi untuk bersama-sama membaca niat untuk melakukan puasa besok
harinya.
Perbuatan ini adalah perbuatan yang tidak di contohkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam juga orang-orang saleh setelah beliau. Yang sesuai tuntunan adalah
berniat untuk melaksanakan puasa pada malam hari sebelumnya cukup dengan meniatkan
dalam hati saja, tanpa dilafazkan.

4.Imsak
Tradisi imsak, sudah menjadi tren yang dilakukan kaum muslimin ketika ramadhan.
Ketika waktu sudah hampir fajar, maka sebagian orang meneriakkan “imsak, imsak…”
supaya orang-orang tidak lagi makan dan minum padahal saat itu adalah waktu yang
bahkan Rasulullah menganjurkan kita untuk makan dan minum. Sahabat Anas
meriwayatkan dari Zaid bin Sabit radhiyallahu ‘anhuma, “Kami makan sahur bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau shalat. Maka kata Anas,
“Berapa lama jarak antara azan dan sahur?”, Zaid menjawab, “Kira-kira 50 ayat
membaca ayat al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menunda Azan Magrib Dengan Alasan Kehati-Hatian
Hal ini bertentangan dengan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
menganjurkan kita untuk menyegerakan berbuka. Rasulullah bersabda,
“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”
(HR. Bukhari Muslim)

5.Takbiran

Yaitu menyambut datangnya ied dengan mengeraskan membaca takbir dan memukul
bedug pada malam ied. Perbuatan ini tidak disyariatkan, yang sesuai dengan sunah adalah
melakukan takbir ketika keluar rumah hendak melaksanakan shalat ied sampai tiba di
lapangan tempat melaksanakan shalat ied.

6.Padusan

Yaitu Mandi besar pada satu hari menjelang satu ramadhan dimulai. Perbuatan ini tidak
disyariatkan dalam agama ini, yang menjadi syarat untuk melakukan puasa ramadhan
adalah niat untuk berpuasa esok pada malam sebelum puasa, adapun mandi junub untuk
puasa Ramadhan tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mendahului Puasa Satu Hari Atau Dua Hari Sebelumnya
Rasulullah telah melarang mendahului puasa ramadhan dengan melakukan puasa pada
dua hari terakhir di bulan sya’ban, kecuali bagi yang memang sudah terbiasa puasa pada
jadwal tersebut, misalnya puasa senin kamis atau puasa dawud. Rasulullah bersabda,
“Janganlah kalian mendahului puasa ramadhan dengan melakukan puasa satu hari atau
dua hari sebelumnya. Kecuali bagi yang terbiasa melakukan puasa pada hari tersebut
maka tidak apa-apa baginya untuk berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7.Perayaan Nuzulul Qur’an

Yaitu melaksanakan perayaan pada tanggal 17 Ramadhan, untuk mengenang saat-saat
diturunkannya al-Qur’an. Perbuatan ini tidak ada tuntunannya dari praktek Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula para sahabat sepeninggal beliau.

8.Berziarah Kubur Karena Ramadhan 
 Tradisi ziarah kubur menjelang atau sesudah ramadhan banyak dilakukan oleh kaum
muslimin, bahkan di antara mereka ada yang sampai berlebihan dengan melakukan
perbuatan-perbuatan syirik di sana. Perbuatan ini tidak disyariatkan. Ziarah kubur
dianjurkan agar kita teringat dengan kematian dan akhirat, akan tetapi
mengkhususkannya karena even tertentu tidak ada tuntunannya dari Rasulullah maupun
para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim ajma’iin.

Inilah beberapa bid’ah yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, khususnya di
negeri kita, semoga Allah ta’ala memberikan kita ilmu yang bermanfaat, sehingga kita
bisa meninggalkan perkara-perkara tersebut dan melakukan perbuatan yang sesuai
dengan tuntunan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
***

0 komentar:

Posting Komentar